BAB 12
KEPUASAN
PELANGGAN
1.
Nilai Bagi Pelanggan
Kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan merupakan
fungsi dari kesan kinerja melebihi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja
melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang. Nilai dan kepuasan pelanggan
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Bila pelanggan telah memberi nilai
pelanggan tersebut secara tidak langsung telah memberi seberapa besar
kepuasannya terhadap barang atau jasa yang telah kita jual.
2.
Membangun Kepuasan Pelanggan
Perusahaan banyak menggunakan
berbagai cara untuk mempertahankan salah satunya adalah memastikan kualitas
produk dan jasa memenuhi harapan konsumen. Pemenuhan harapan akan menciptakan
kepuasan bagi konsumen. Dengan cara :
1. Melakukan pembelian ulang
2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang
perusahaan kepada orang lain
3. Kurang memperhatikan merk aataupun
iklan produk pesaing
4. Membeli produk yang dari perusahaan
yang sama
a) Peran Rantai Nilai Perusahaan
Peran rantai
nilai (value chain) sebagai alat utama untuk mengindetifikasi cara menciptakan
nilai bagi pelanggan yang lebih tinggi.
b) Sistem Penyampaian Nilai
Dalam
mencari keunggulan pesaing, perusahaan perlu melihat dibalik rantai nilai dan
ke dalam rantai nilai dari pemasok dan distributor, serta alhirnya ke
pelanggannya.
c) Kualitas Total
Kepuasan
pelanggan dan kemampuan perusahaan mencetak laba berkaitan erat dengan mutu
produk atau jasa. Mutu yang lebih tinggi menyebabkan kepuasan pelanggan semakin
besar, sementara pada saat yang sama mendorong harga yang lebih tinggi dan
sering biaya yang lebih rendah.
Strategi Pemasaran Persaingan
Perencanaan pemsaran, langkah-langkahnya :
· Penetuan kebutuhan dan keinginan
pelanggan
· Memilih pasar sasaran khusus
(special target market)
· Menempatkan strategi pemasaran dalam
persaingan
· Pemilihan strategi pemasaran
Orientasi
Pelanggan
Dimensi ini dapat dinyatakan melalui
luasnya monitoring atas komitmen karyawan terhadap pelanggan, pengembangan
strategi bersaing yang didasarkan pada pemahaman atas kebutuhan konsumen,
pemahaman manajemen bagaiamana perusahaan menciptakan customer value. Orientasi
pelanggan menghasilkan sebuah logika lain, yaitu sebagai hasil dari intensitas
penggarapan kebijakan yang berorientasi pasar, perusahaan memiliki peluang
untuk membentuk persepsi pada pelanggan atas nilai-nilai yang dibangunnya,
selanjutnya nilai-nilai tersebut akan menghasilkan nilai kepuasan bagi
pelanggan (customer satisfaction).
Orientasi Pesaing
Orientasi pesaing dapat dinyatakan
melalui tingkat monitoring informasi pesaing dan menyebarluaskan informasi
tersebut pada semua fungsi yang ada di dalam organisasi seperti divisi riset
dan pengembangan produk, mendiskusikan dengan pimpinan perusahaan, bagaimana
kekuatan pesaing dan strategi yang mereka kembangkan saat ini atau strategi
yang akan dikembangkan di masa depan. Perusahaan yang berorientasi pada pesaing
akan menggunakan sebagian besar waktunya untuk melacak gerakan dan pangsa pasar
pesaing.
3.
Mempertahankan Pelanggan
Jika ingin mencapai penjualan dan
laba yang lebih baik, Anda bisa melakukannya dari pelanggan yang sudah ada.
Namun, strategi Anda untuk mempertahankan pelanggan tidak boleh membahayakan
upaya Anda untuk mendapatkan pelanggan baru. Untuk mencapai pelanggan lama
sambil mencari pelanggan baru, tidak sedikit perusahaan yang melakukan
perubahan dalam analisa pasar, sistim perencanaan, insentif manajemen, dan
pemasaran atau operasi perusahaan. Lantaran ingin cepat bertumbuh, para pemasar
cenderung menganggap sukses berasal dari mendapatkan pelanggan baru. Mereka
tidak menyadari betapa pentingnya memuaskan pelanggan yang sudah ada. Kini
sudah waktunya bagi banyak perusahaan untuk membedakan antara mendapatkan dan
mempertahankan, untuk menilai keseimbangan antara mereka dan memperbaiki
kekurangan dalam retensi pelanggan. Proses tersebut mengharuskan manajemen
untuk menilai potensi pelanggan saat ini serta memperlakukan mereka dengan
cara-cara khusus agar mereka datang kembali.
Berikut beberapa unsur
utama yang harus menjadi bagian dari marketing mix baru untuk retensi
pelanggan:
Produk tambahan,
Untuk mempertahankan pelanggan, sering kali kita
harus memberikan mereka lebih dari produk pertama yang mereka sukai. Memberikan
produk tambahan untuk pelanggan perorangan dari waktu ke waktu dapat memainkan
peran penjualan yang lebih luas.
Memperkuat promosi,
Promosi produk akan bekerja lebih baik bila ditujukan
kepada pelanggan yang sudah ada. Jika pemasar tahu siapa pelanggannya, mereka
bisa memberi manfaat dengan memperkuat komunikasi.
Koneksi tenaga
penjual, Tenaga penjualan dapat memainkan
peran yang sangat penting dalam fungsi retensi pelanggan. Tenaga penjual adalah
titik fokus dari strategi perusahaan sekaligus wajah perusahaan di hadapan
pelanggan.
Komunikasi setelah
pembelian, Perusahan harus mengantisipasi
beberapa pelanggan yang akan menghadapi masalah minor atau serius setelah
terjadinya proses pembelian. Jika perusahaan tidak siap untuk mendengar
dan memperbaiki kesulitan-kesulitan ini, pelanggan mungkin tidak akan membeli
kembali atau bahkan membatalkan hubungan. Entah
perusahaan atau pelanggan yang bersalah, yang pasti kegiatan setelah pembelian
dapat berperan dalam menyelamatkan pelanggan ini.
4.
Pelayanan
Mutu Terpadu
Bicara era pasar global
berarti bicara tentang persaingan bisnis. Perusahaan tidak bisa sembunyi dari
realita tersebut. Globalisasi tidaklah untuk dihindari. Tetapi untuk
diraihnya peluang dalam meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan perusahaan.
Perusahaan yang berhasil memasuki era global dicirikan oleh manajemen biaya
produksi yang efisien, mutu produk yang tinggi yang sesuai dengan permintaan
pasar dan yang mampu mengurangi sumberdaya terbuang, fleksibilitas dalam
pengembangan pangsa pasar, dan pelayanan atau pengiriman produk sesuai tepat
waktu. Salah satu strategi alternatif untuk memenangkan persaingan adalah
pelayanan mutu terpadu (Total Quality Service).
Inti tujuan dari
strategi pelayanan mutu terpadu (PMT) adalah pemenuhan keinginan, kebutuhan,
kepentingan, dan harapan pelanggan. Dengan kata lain bagaimana perusahaan mampu
menerapkan pelayanan prima. Disinilah keterlibatan kalangan manajer dan
karyawan harus merupakan suatu tim yang sinergis dan efektif. Diperkuat dengan
intensitas komunikasi horisontal dan vertikal diantara mereka maka strategi PMT
akan sangat menentukan seberapa jauh pencapaian kepuasan maksimum dan loyalitas
pelanggan tercapai. Hal demikian merupakan perubahan paradigma lama yang lebih
menekankan pada inventory-driven system ke lebih yang bersifat service-driven
system. Dengan kata lain keberhasilan perusahaan dalam bersaing sangat
dipengaruhi oleh unsur-unsur pelayanan kepada pelanggan. Permintaan pelanggan
menjadi faktor pengendali persaingan; bukan oleh system persediaan.Lalu dimana peran strategi SDM dalam PMT? Yang jelas kualitas pelayanan suatu perusahaan merupakan fungsi dari peran dan kualitas SDM para karyawan dan manajemen. SDM karyawan berperan meningkatkan intensitas dan mutu fungsi-fungsi organisasi dan manajemen. Sementara kualitas SDM disini dilihat dari berbagai perspektif yakni (1) para pelaku bisnis memahami secara persis apa falsafah dibalik pentingnya kualitas pelayanan; (2) pelayanan mutu terpadu bukanlah tugas dan tanggung jawab dari subsistem pemasaran dan promosi saja tetapi merupakan kesatuan sistem mulai dari subsistem penyediaan input, produksi, pembiayaan, dan subsistem promosi dan pemasaran; (3) para pelaku (manajer dan karyawan) selalu mengikuti perkembangan pasar sekaligus dinamika kebutuhan, kepentingan, dan harapan pelanggan secara bersinambung; dan (4) perusahaan memiliki program pengembangan SDM berupa pelatihan-pelatihan dan kunjungan studi banding.
Strategi SDM yang merupakan derivasi atau turunan dari strategi bisnis haruslah memiliki ciri dinamis. Setiap perkembangan eksternal pasti akan memengaruhi strategi bisnis dan sekaligus strategi SDM. Dengan demikian ketika strategi alternatif PMT akan dijabarkan maka strategi SDM harus mencerminkan adanya batasan tentang apa tujuan, harapan, pertimbangan budaya, dan perilaku pelanggan dalam kontekls kualitas pelayanan. Dalam prakteknya maka strategi alternatif PMT memerlukan kondisi-kondisi tertentu antara lain (1) diterapkannya kepemimpinan mutu yang mampu memberikan inspirasi dan partisipasi aktif di kalangan karyawan; (2) pihak manajemen harus terus menerus mengembangkan system manajemen integrative dan membangun tim kerja yang tangguh; (3) menciptakan lingkungan kinerja yang nyaman dan aman yang didukung oleh system manajemen kompensasi dan karir yang terbuka dan adil; (4) mengembangkan infrastruktur mutu pelayanan terpadu dalam suatu bangunan perencanaan strategis bisnis; dan (5) survei pasar yang bersinambung untuk mengetahui perkembangan perilaku pasar dan pelanggan yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang andal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar