Disusun oleh : LIYAH LIYANA
Nama : LIYAH LIYANA
Kelas : 1EB17
NPM :
25213019
UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun 2013
Mata kuliah : PENGANTAR BISNIS
Dosen : FITRIANSYAH
Topik Tugas : BAB 5
MANAJEMENT DAN ORGANISASI
Kelas : 1EB17
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YME
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Kewiraswastaan dan
Perusahaan Kecil ”dengan lancar. Terimakasih kepada pihak pihak yang telah
membantu menyempurnakan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis pada khusunya, penulis menyadari dalam pembuatan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itupenulis berharap kepada pembaca
sekalian mau memberi saran dan kritik yang membangun demi perbaikan ke arah
kesempurnaan untuk karya tulis selanjutnya. Ahir kata penulis ucapkan
terimakasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................ ii
Daftar
isi............................................................................ iii
BAB 5
MANAJEMEN DAN ORGANISASI
1. MANAJEMENT
a) PENGERTIAN MENEJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa
Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
dan diterima secara universal.
Mary Parker
Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
"mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang
berasal dari bahasa latin manus yang berarti "tangan”. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari
bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.
b. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah
manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun
yang lalu.Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida diMesir.
Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang
merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan
bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian
tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Pembangunan piramida ini tak mungkin
terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan
para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama
tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat
perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal
perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di
organisasi moderen saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal
perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan
tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini
perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya.
Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan
pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk
mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan
biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam
empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan
era moderen.
c. Fungsi manajemen
v Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan perusahaan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
10 FUNGSI MANAJEMEN antara lain:
1. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
2. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha.
3. Forecasting ( ramalan ) adalah
kegiatan,meramalkaan, memproyeksikanterhadap kemungkinan yang akan terjadi bila
sesuatu dikerjakan.
4. Staffing atau assembling Resources (
penyusunan personalia) adalah penyusunan personalia
sejak dari penarikan tenaga kerja baru,
latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya
guna maksimal pada organisasi.
5. Leading adalah
pekerjaanmenejer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
6. Coordinating ( kooardinasi) adalah menyelesaikan tugas atau
pekerjaan agar tidak jadi kekacauan dan saling lempar tanggung jawab dengan
jalan menghubungkan, menyatu- padukan dan melaraskan pekerjaan bawahan.
7. Motivating ( motivasi ) adalah memberi semangat, inspirasi dan
dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara
sukarela.
8. Controlling ( pengawasan)adalah penemuan dan penerapan cara
dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
tujuan.
9. Reporting ( pelaporan ) adalah penyampaiaan hasil kegiatan baik
secara tetulis maupun lisan.
10. Planing ( Perencanaan ) adalah penentuan serangkaian tindakan
dan kegiata untuk mencapai hasil yang diharapkan.
v Proses manajemen
Proses manajemen adalah serangkaian keputusan dan kegiatan
kerja yang terus menerus dimana manajer terlibat sewaktu mereka merencana,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkordinasi dan mengawasi Berkaitan dengan
Hubungan antar factor diatas seorang menager harus mempunyai kepribadian
seperti di bawah ini :
1
Pemimpin Lambang (Figurehead)
Kepala Simbolis ; diperlukan untuk menjalankan sejumlah
kewajiban rutin yang bersifat legal dan sosial
2.
Pemimpin (Leader)
Bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan
; bertanggung jawab untuk mengisi posisi yang kosong (staffing), melatih dan
tugas-tugas yang terkait
3.
Penghubung (Liaison)
Memelihara suatu jaringan kontak luar yang berkembang
sendiri yang memberikan dukungan dan informasi Berkaitan dengan Informasi
4. Pemantau
(Monitor)
Sebagai pusat saraf informasi internal dan eksternal tentang
organisasi
5.
Penyebar (Dissiminator)
Meneruskan informasi yang diterima dari orang luar atau dari
bawahan kepada anggota organisasi
6.
Jurubicara (Spokesperson)
Meneruskan informasi kepada orang luar mengenai rencana,
kebijakan, tindakan dan hasil organisasi Berkaitan dengan Pengambilan Keputusan
7.
Wirausaha (Entrepreneur)
Mencari kesempatan dalam organisasi dan lingkungannya serta
memprakarsai “proyek-proyek perbaikkan” untuk menimbulkan perubahan
8.
Pengendali Gangguan (Disturbance Handler)
Bertanggung jawab atas tindakan korektif bila organisasi
menghadapi gangguan mendadak dan penting
9.
Pengalokasi Sumber Daya (Resource Allocator)
Bertanggung jawab terhadap alokasi segala sumber daya
organisasi
10.
Perunding (Negotiator)
Mewakili organisasi pada perundingan-perundingan
d. CIRI CIRI MANAJER PROFESIONAL
Berikut ini adalah beberapa
ciri-ciri manager atau pimpinan suatu organisasi yang dengan cara berfikirnya
profesional :
- Seorang manager yang profesional selalu bekerja keras untuk memenangkan rasa hormat dari anak buahnya. Dia percaya bahwa dia harus bekerja lebih keras daripada anak buahnya karena dia seorang manager yang harus selalu memberi contoh baik.
- Seorang manager yang profesional menghargai anak buahnya secara sejajar, dan mencoba untuk memahami mereka sebagai individu. Dia berkomunikasi secara terbuka sesering mungkin dengan mereka. Dia juga berkomunikasi secara terbuka dengan atasannnya karena dia sadar bahwa interaksi ini akan banyak menolong dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
- Seorang manager yang profesional menyadari bahwa hubungan dengan anak buahnya harus dalam bentuk hubungan yan memuaskan bagi kedua belah pihak dalam hal pekerjaan. Maka biasanya dia bertindak tenang, masuk akal dan tidak emosional, walaupun dalam menangai masalah-masalah atau kesalahan anak buahnya serius.
- Seorang manager yang profesional secara aktif mendorong anak buahnya untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak buahnya. Dia merasa bahagia bila nak buahnya berhasil.
- Seorang manager profesional mendelegasikan pekerjaan dengan tepat agar supaya tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai secara objektif dan seefisien mungkin. Dia akan mengambil tanggung jawab bisa dia membuat kesalahan-kesalahan, mengakui kesalahan-kesalahan tersebut serta meminta maaf dengan tulus kepada anak buahnya.
- Seorang manager yang profesional menghargai hasil pekerjaan yang baik anak buahnya. Manager tersebut akan mengoreksi anak buahnya dengan cara yang profesional ketika mereka tidak menampilkan kerja yang kurang baik atau kurang disiplin.
- Seorang manager yang profesional percaya bahwa nak buahnya mampu memberi andil untk kesuksesan perusahaannya. Ini berarti bahwa dia sejauh mungkin akan mengajak anak buahnya untuk memberikan masukan-masukan, ide-ide, dan saran-saran untuk pemecahan masalah yang dihadapi di tempat kerja. Dia juga berkeinginan untuk mendengar, memahami dan menindak lanjuti kritikan dan tuntutan-tuntutan dari anak buahnya.
e. Keterampilan manajer
Gambar ini menunjukAn keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap
tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap
manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan
tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional
skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang
lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical
skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
2
organisaasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk
tujuan bersama.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang
ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik,psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour),
atau analisis organisasi (organization analysis)
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai
organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang
berbeda.Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi
sebagai berikut.
·
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama .
·
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
·
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
·
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu
pola hubungan-hubungan orang-orang di bawah pengarahan manajer (pimpinan) untuk
mengejar tujuan bersama
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh
beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat
diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi
seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai
anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai
suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti
keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka
menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif
teratur.
pengertian organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang
disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama,
Organisasi adalah system
kerjasama antara dua orang atau lebih, atau
organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian
tujuan bersama,
organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
1. Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi
Formal
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan
hubungan kerja yang rasional.Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan
lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih
yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak
disadari.Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak SD dan
lain-lain.
Kepribadian akan muncul dan berkembang dengan seiringnya waktu.
Kepribadian kita pun tidak bisa terbentuk karena pendidikan formal yang kita
jalani. Kenapa ?karena pendidikan formal itu hanya membentuk hardskill
kita. Lalu dimana kita bisa membentuk kepribadian kita ?yap !dengan mengikuti
suatu organisasi.Kita mungkin berpikir ‘untuk apa mengikuti kegiatan yang
kerjanya cuma menghabiskan waktu dan tenaga ?’. Itu adalah salah besar, karena
berorganisasi sama saja dengan mendidik kita untuk jadi makhluk sosial. Dengan
berorganisasi, kita diajari cara menghargai pendapat dan perbedaan serta cara
memimpin yang baik. Dengan begitu softskill kita akan berkembang dan nantinya
akan sangat digunakan dalam dunia kerja.
Organisasi memiliki jiwa, karakter, jati diri, sejarah, kisah,
suka, sedih, cita-cita, harapan dan lain-lain.Ada beberapa hal yang harus kita
sadari dalam berorganisasi.Bahwa organisasi ini milik banyak orang, semua
anggota, bukan milik pengurus atau ketua.Sedemikian banyak orang yang memiliki
karakter, sifat, bahasa, kebiasaan yang berbeda memberi kita kesempatan belajar
jenisjenis manusia.Jika organisasi tersebut memang tidak bisa diperbaiki dari
dalam, dengan atau tanpa kehadiran kita, memang sebaiknya kita keluar.Tetapi
jika kita berpikir lebih luas karena organisasi ini dapat memberi manfaat bagi
banyak orang, dan kita merasa mampu memperbaikinya, sebaiknya kita tetap
bertahan.Seringkali organisasi ditangani secara salah, dan mungkin kita orang
yang terpilih untuk berperan lebih.Apa yang kita tahu, tidak ada usaha yang
sia-sia. Membangun organisasi, sejatinya juga membangun kepribadian kita.
Apalagi jika dalm usia muda sudah mengenal dunia organisasi.
Tapi, jangan berpikir kalau kita hanya ikut-ikutan saja dalam
mengikuti suatu organisasi kita langsung mempunyai kepribadian yang bagus.
Karena dalam pembentukan kepribadian itu butuh proses. Apabila kita dalam
organisasi tersebut sangat berperan dalam kegitan dan mempunyai tujuan yang
jelas serta memiliki benih sifat kepemimpinan, tanggung jawab, bijaksana, dan
sebagainya untuk mengikuti suatu organisasi kemahasiswaan dengan harapan dapat
mengembangkan sifat-sifat tersebut sehingga terbentuklah kepribadian yang baik.
Setelah kita tau bagaimana organisasi itu sangat membentuk
kepribadian seseorang dengan sangat luarbiasa.Pasti betapa ruginya orang yang
hanya berdiam diri tanpa melakukan suatu kegiatan. Apalagi kini kita sudah
mengenal apa itu suatu organisasi. Mumpung kita para mahasiswa yang masih
mencari kepribadian, pasti bila mengikuti organisasi sangat membantu kita dalam
pembentukan kepribadian itu sendiri.
3. Bentuk-bentuk organisasi
Bentuk-bentuk Organisasi
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi
dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Rantai perintah
3.Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4.Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut :
2. Rantai perintah
3.Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4.Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bentuk Piramidal
2. Bentuk Vertikal
3. Bentuk Horisontal
4. Bentuk Melingkar
2. Bentuk Vertikal
3. Bentuk Horisontal
4. Bentuk Melingkar
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana,
diciptakan oleh Henry Fayol.Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya
masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi
kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
Kebaikannya :
1. Kesatuan komando terjamin
sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
2. Garis komando berjalan
secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan.
3. Proses pengambilan
keputusan cepat.
4. Karyawan yang memiliki
kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan
yang rajin dan malas.
5. Rasa solidaritas tinggi
Kelemahannya :
1. Seluruh organisasi
tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas
maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
2. Adanya kecenderungan
pimpinan bertindak secara otokratis.
3. Kesempatan karyawan untuk
berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai
bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak.Staf
yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran
dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Kebaikannya :
Kebaikannya :
1. Dapat digunakan dalam
organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan.
2. Terdapatnya pembagian
tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adaya staf ahli.
3. Bakat yang berbeda yang
dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi suatu spesiali-sasi.
4. Prinsip penempatan orang
yang tepat pada posisi yang tepat pula.
5. Pengambilan keputusan
dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi, karena pimpinan
masih dalam satu tangan.
6. Koordinasi lebih baik
karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
7. Semangat kerja bertambah
besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
1. Rasa solidaritas menjadi
berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
2. Perintah-perintah menjadi
kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf
3. Dapat terjadi adanya
perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
4. Kesatuan komando
berkurang.
5. Koordinasi kurang baik
pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan tugas.
Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus
dilaksanakan.Organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya
dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
Kebaikannya :
1. Pembidangan tugas menjadi
lebih jelas.
2. Spesialisasi karyawan
lebih efektif dan dikembangkan.
3. Solidaritas kerja,
semangat kerja karyawan tinggi.
4. Koordinasi berjalan
lancar dan tertib.
Kelemahannya :
1. Karyawan terlalu
memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.
2. Koordinasi menyeluruh
sukar dilaksanakan.
3. Menimbulkan rasa kelompok
yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering timbul konflik.
Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
1. Segala keputusan
dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan terperinci.
2. Kemungkinan pimpinan
bertindak otoriter sangat kecil.
3. Koordinasi kerja telah
dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
1. Proses pengambilan
keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan
tugas.
2. Tanggung jawabnya tidak jelas,
karena tanggung jawabnya sama.
3. Kreatifitas karyawan
terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor kreatifitas lebih
dipentingkan.
4.
Adapun Penjelasan Singkat Mengenai Prinsip Prinsip Organisasai
adalah :
1. Prinsip Perumusan Tujuan
Sebelum suatu organisasi/badan/lembaga,langkah hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat tujuan dibentuknya organisasi/badan.lembaga tersebut. Tujuan yang dibuat haruslah sangat jelas karena tujuan tersebut yang akan menentukan hal-hal yang harus diperbuat atau dilakukan oleh organisasi yang telah terbentuk tersebut.
2.Prinsip Pembagian Kerja
Dalam penata laksanaan kegiatan oragnisasi kita harus melakukan pembagian tugas/kerja/unit untuk menghindari kemungkinan adanya pekerjaan yang tertumpuk dan terjadinya kelalai dalam pekerjaan pada sebuah unit kerja organisasi.
3.Prinsip Pendelegasian
Kekuasaan/Wewenang
Dalam menjalankan kegiatan,suatu unit harus diberi kekuasaan/ untuk melaksanakan tugas tugasnya agar dapat dimintai pertanggung jawabannya
4.Prinsip Tingkat Pengawasan
Berjalannya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan,harus kita pastikan untuk selalu menjalankan dan melaksanakan sistem pengawasan, karena jika sistem pengawasan tidak ada maka tidak mungkin sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya dengan maksimal. Maka karena itu,pembuatan organisasi harus memperhatikan aspek dari kemudahan sistem pengawasan
5.Prinsip Rentang Manajemen
Dalam suatu organisasi perlu kita perhatikan suatu efektivitas dan sebuah efisiensi dari seorang pemimpin yang dapat membawahi beberapa orang yang dibawahinya sehingga seorang pemimpin dapat melakukan tugas kepemimpinannya secara efektif,efisien dan maksimal serta dapat melakukan tugas pengawasan secara optimal.
6.Prinsip Kesatuan Perintah
Dalam menjalankan sebuah organisasi,seseorang bawahan biasanya mempunyai seorang bos atau atasan. Dari bos tersebutlah kita menerima perintah dan kepada bos tersebutlah kita memberikan laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan pekerjaan kita.
7.Prinsip Kordinasi
Prinsip kordinasi ada usaha untuk mengarahkan seluruh kegiatan unit-unit organisasi agar tertuju pada pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. Adanya pembagian tugas kepada unit unit kerja tersebut terkadang tanpa kita sadari menimbulkan kecenderungan untuk memisahkan diri dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Untuk itu, koordinasi diperlukan agar kita terhindar dari sebuah konflik, dengan mengurangi duplikasi tugas, mengurangi pengangguran, dan memperkuat kerjasama.
Sumber Artikel: Modul Memahami Prinsip-Prinsip
Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Untuk SMK Dan MAK Oleh Sri Endang
R-Sri Mulyani-Suyetty Yang di Terbikan Oleh Penerbit Erlangga dan Re-Write Oleh
Admin Artikel Ampuh.
5. Prinsip Organisasi Yang Baik
Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik perlu
diperhatikan beberapa prinsip organisasi,
meliputi antara lain :
a. perumusan tujuan secara jelas, sebab tujuan bagi
organisasi berfungsi untuk:
·
pedoman kearah mana organisasi akan dibawa.
·
landasan bagi organisasi tersebut
·
menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan
·
menentukan program, prosedur dan kiss me (
koordinasi,integrasi,simplifikasi,sinkronasi dan mekanisme)
b. pembagian tugas dan pekerjaan, yang dapat dibedakan
menjadi :
·
pembagian atas dasar wilayah atau teritorial
·
pembagian atas dasar sasaran / obyek kegiatan
·
pembagian atas dasar fungsi
·
pembagian atas dasar waktu
c. delegasi kekuasaan, agar dapat efektif maka perlu
diperhatikan hal sebagai berikut:
·
harus diikuti adanya pertanggungjawaban
·
diberikan kepada orang yang tepat
·
dibarengi pemberian motivasi
d. Rentangan kekuasaan,menurut seorang pakar dikatakan
bahwa batas jumlah maksimum yang dapat
dikendalikan secara efektif seorang
pimpinan adalah berkisar antara lima sampai delapan orang bawahan.
Faktor lain yang berpengaruh adalah :
·
kejelasan tugas,wewenang dan tanggung jawab tiap orang,
kompleksitas jalinan hubungan kerja,
·
kemampuan dari tiap orang, corak pekerjaan, stabilitas
organisasi dan tenaga kerja, serta jarak dan waktu.
e. Tingkatan pengawasan, diusahakan agar tercipta
"flat top organization" yaitu yang berbentuk pipih dan
tidak menjulang tinggi.
f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab, dengan prinsip
"an employee should receive orders from one
superior only"
g. Koordinasi, dengan menciptakan efek sinergis dari
segala komponen untuk mencapai tujuan organisasi.
5. ketrampilan
manajement yang dibutuhkan
1. Keterampilan
konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
6. SEBAB KEBERHASILAN DAN
KEGAGALAN ORGANISASI
Seseorang ketika mengawali usahanya harus siap dengan dua hal
yaitu : berhasil dalam mengembangkan usahanya atau gagal sama sekali dalam
usahanya.
Penyebab wirausaha gagal
dalam menjalankan usahanya:
1. Kurangnya kehandalan SDM
dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika
menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang
yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya
usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan
karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat
bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk
dilaksanakan.
2. Kurangnya pemahaman
bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha
yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan
dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha.
Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel
sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha
yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan
manajerial dan strategi yang dibuat.
3. Kurangnya kehandalan
pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan
adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan.
Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk
kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah
terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah
pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak
dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak
dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi
keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala
yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat
dikerjakan dengan baik” sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
4. Gagal dalam perencanaan.
Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat
berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah
diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau
medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam
melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.
5. Tempat usaha dan lokasi
yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran
bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang
harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut.
Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter,
strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya.
6. Kurangnyam pemahaman
dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan.
Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan
yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam
bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan
terjadi.
7. Ketidakmampuan dalam
melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha
haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan
yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang.
Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati
begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan
berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat
menanggapi perubahan teknologi.
8. Hambatan birokrasi.
Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi
apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan
memperlambat laju kinerga organsiasi.
9. Keuntungan yang tidak
mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar
motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan
yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan
laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat
berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi
adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan
bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang
tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional
awal.
10.
Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan
berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak
kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk
tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang
kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi
karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru
dan mearik perhatian pasar.
Potensi yang membuat
seseorang mundur
dari wirausaha:
1. Pendapatan yang tidak menentu
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3.Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai usaha di dalam masyarakat
4.Perlu kerja keras dan waktu yang lama
5. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantaP
1. Pendapatan yang tidak menentu
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3.Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai usaha di dalam masyarakat
4.Perlu kerja keras dan waktu yang lama
5. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantaP
Keuntungan berwirausaha:
1. Otonomi
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
3. Kontrol finansial
1. Otonomi
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
3. Kontrol finansial
Kerugian berwirausaha:
1. Pengorbanan personal
2. Beban tanggungjawab
3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal
1. Pengorbanan personal
2. Beban tanggungjawab
3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal
Langkah Menuju
Keberhasilan
1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
2.Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang
3.Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya
4. Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan
1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
2.Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang
3.Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya
4. Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan
Sumber:
http://www.scribd.com/doc/54782615/artikel-masalah-organisasi
http://ghanoz2480.wordpress.com
http://ipan.web.id
http://ghanoz2480.wordpress.com
http://ipan.web.id
PENUTUP
Sebagai kegiatan yang sistematis,
setiap elemen yang membentuk organisasi diatas harus berinteraksi dan membentuk
satu kesatuan yang integral.Sebuah sistem tidak bisa berfungsi dengan baik jika
elemen-elemen yang ada tidak terintegrasi melalui interaksi yang baik.
Misalnya, manusia yang ada tidak memiliki kejelasan tentang tujuan yang akan
dicapainaya. Tentu hal ini akan menyebabkan kerancuan kegiatan sehingga
alih-alih terjadi efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan, malah akan
menyebabkan pemborosan dan rintangan dalam pencapaian tujuan. Jika manusia yang
ada dalam kegiatan kerja sama tidak menjalankan peran dengan baik, maka hal ini
akan menghambat pekerjaan pihak lain yang ada didalam organisasi. Inilah ciri
sistemik dalam kegiatan kerja sama yang kita sebut administrasi. Sederhananya
administrasi adalah upaya membentuk kerja sama yang sistematis dalam upaya
pencapaian tujuan.
Dan untuk mencapai kerja sama
yang harmoni dan sinergis, dibutuhkan sistem pengatur yang pada intinya terdiri
dari aturan-aturan dan pengatur pihak yang menjalankan dan menegakkan aturan.
Aturan berisi sejumlah keharusan dan larangan yang harus di taati dalam
hubungan kerja sama. Aturan dalam konteks organisasi, berbentuk
kebijakan-kebijakan, penentuan tata kerja, dan tata tertib yang harus dipatuhi
oleh anggota organisasi.Sedangkan pengatur merupakan pihak yang bertanggung
jawab terhadap tegaknya peraturan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar