SISTIM EKONOMIDI THAILAND
Disusun oleh : LIYAH LIYANA
Nama : LIYAH LIYANA
Kelas :1EB17
NPM :
25213019
UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun 2014
Selasa, 18
Maret 2014 Waktu Washington, DC: 02:24
Ketegangan Politik
Ekonomi
Thailand Mereda
Kepercayaan
bisnis terhadap perekonomian Thailand telah merosot ke tingkat terendah dalam
lebih dari empat tahun di tengah kekacauan politik yang terus terjadi.
Demonstran anti-pemerintah menuntut Perdana Menteri Thailand Yingluck
Shinawatra turun.
Seorang
ekonom senior Bank Dunia mengatakan pemulihan masih dimungkinkan pada paruh
kedua tahun ini jika ketegangan politik mereda dan pengeluaran sektor swasta
dan pemerintah pulih kembali.
Dalam indikator terbaru yang diumumkan hari Kamis, Federasi Industri Thailand mengingatkan pergolakan politik berkelanjutan di Thailand telah memicu anjloknya kepercayaan secara dramatis dan beberapa survei menunjukkan angka terendah sejak Juni 2009.Federasi Industri Thailand merujuk pada penurunan pesanan domestik, volume penjualan dan kinerja bisnis yang buruk secara keseluruhan.
Dalam indikator terbaru yang diumumkan hari Kamis, Federasi Industri Thailand mengingatkan pergolakan politik berkelanjutan di Thailand telah memicu anjloknya kepercayaan secara dramatis dan beberapa survei menunjukkan angka terendah sejak Juni 2009.Federasi Industri Thailand merujuk pada penurunan pesanan domestik, volume penjualan dan kinerja bisnis yang buruk secara keseluruhan.
Beberapa
analis mengatakan investor-investor di sektor swasta kini menanti hingga
situasi politik lebih jelas.Ekonom senior Bank Dunia, Kirida Bhaopichitr
mengatakan meredanya ketegangan politik diperlukan dunia ekonomi untuk mencapai
angka pertumbuhan 4% selambat-lambatnya akhir tahun nanti. Pemerintah juga
sedang berjuang untuk membayar harga pembelian beras kontroversial yang
dijanjikan. Saat ini ribuan petani masih belum menerima bayaran sebesar 4,2
milyar dollar. Bhaopichitr mengatakan, “Asumsi kami adalah ketegangan ini
akan berakhir pada pertengahan tahun ini. Jika tidak, target angka pertumbuhan
4% tidak akan tercapai. Para petani akan memperoleh 130 milyar baht untuk program
pembelian beras yang dijanjikan selambat-lambatnya pada akhir paruh pertama
ini. Jika tidak maka daya beli mereka akan terkena dampak.
Dewan
Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional NESDB, lembaga pengkajian milik
pemerintah Thailand melaporkan bahwa angka pertumbuhan ekonomi pada bulan
Desember lalu hanya 6 per 10 persen, sehingga angka pertumbuhan tahun 2013
berada dibawah 3%, turun dari 6,5% yang tercatat tahun 2012. Perlambatan
angka pertumbuhan terjadi ketika maraknya demonstrasi anti-pemerintah bulan November
lalu mulai mempengaruhi permintaan dan pariwisata lokal. Pejabat-pejabat
pariwisata mengatakan kerugian bisa mencapai 320 juta dollar lebih.
Demonstrasi
itu telah bergulir menjadi tuntutan pengunduran diri Perdana Menteri Yingluck
Shinawatra, di tengah seruan reformasi politik. Keprihatinan ekonomi lainnya
mencakup sejumlah peringatan bank sentral terhadap kenaikan tajam utang rumah
tangga.
Bhaopichitr
menambahkan, “Hanya jika setiap orang di Thailand ikut serta dalam pertumbuhan
ekonomi, Thailand bisa benar-benar menjadi negara berpendapatan tinggi.
”Thailand tetap menghadapi ketidakpastian karena pemerintah menghadap beberapa
persoalan hukum dari berbagai bidang lainnya. Sejauh ini beberapa upaya
untuk menengahi perundingan antara pemerintah dan para demonstran telah gagal
sehingga masa depan Thailand kembali berada dalam ketidakpastian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar